table horizontal
Nama | No Hp | |
---|---|---|
klik69 | klik69@hot.com | 086969696969 |
Rabu, 24 Agustus 2011
Kamis, 18 Agustus 2011
Partispasi Google
Bulan Agustus identik dengan diadakanya berbagai macam Perlombaan , di tahun 2011 ini Google juga turut berpatisipasi dalam rangkangka HUT RI ke 66 . Di bikinya Google Panjat Pinang , kusus untuk budaya Indonesia pada Umumnya .
Rabu, 17 Agustus 2011
Serba Merah Putih
Untuk mencari Rejeki di Bulan Agustus di manfaatkan para pedagang Bendera bermunculan di mana-mana bagaikan Bunga Mawar yang sedang Mekar . Dominan dengan warna Merah dan Putih , bentuk Bendera maupun Umbul-umbul .
Ada Juga Bendera Merah Putih yang Mini dengan Pernak-pernik Ketupat untuk menambah tampilan yang serasi di Tahun 2011 ini .
Ada Juga Bendera Merah Putih yang Mini dengan Pernak-pernik Ketupat untuk menambah tampilan yang serasi di Tahun 2011 ini .
Juga tidak mau ketingalan Google juga menampilkan Merah Putihnya .
Logo HUT RI 66
Untuk Memperingati HUT RI ke 66 , banyak sekali Logo ini bermunculan di Televisi , Koran , Majalah maupun di Internet . Inilah karya Anak Bangsa yang patut di Acungi Jempol .
Nasionalisme
Upacara bendera, lomba Agustusan, kunjungan ke makam pahlawan hingga doa bersama dilakukan tidak hanya di Ibukota tapi juga di berbagai pelosok, termasuk pemasangan Sangsaka Merah Putih dan umbul-umbul di rumah penduduk. Di dunia online, banyak teman-teman di Facebook dan Twitter mengganti foto profilnya dengan foto bendera merah putih dan simbol NKRI lainnya, termasuk juga teman-teman blogger yang melakukan bermacam aksi sesuai kreatitas masing-masing.
Renungan, manifesto (pernyataan sikap) dan sejenisnya pun tidak ketinggalan bergema dimana-mana. Hingga kemudian kita seakan sepakat, bahwa kita tidak perlu mengangkat bambu runcing, golok, pedang, senjata api dsb untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Karena tidak ada lagi imperialis Belanda dan Jepang yang menjajah bangsa kita secara fisik. Kita, sebagai pewaris syah negeri ini kini tinggal mengisi kemerdekaan dengan membuat prestasi diberbagai sendi kehidupan, mempertahankan dengan cara yang lain.
Disi lain dalam sebuah realita bernama kehidupan berbangsa dan bernegara, fakta demi fakta membuktikan scara objektif bahwa sesungguhnya kita tidak sedang dalam kondisi merdeka secara penuh. Indonesia masih terjajah. Namun, bukan oleh meriam Belanda ataupun pesawat capung Jepang, tapi oleh imperialisme modern yang terlihat sangat halus namun sesungguhnya lebih kejam bernama kapitalisme (capitalism) asing, yang telah menurunkan serangan demi serangan kedalam berbagai bidang bukan hanya ekonomi, tapi juga perilaku politik, budaya, sosial hingga mainset (pola fikir) dan lifestyle. Termasuk internet yang kini sedang kita gunakan.
Renungan, manifesto (pernyataan sikap) dan sejenisnya pun tidak ketinggalan bergema dimana-mana. Hingga kemudian kita seakan sepakat, bahwa kita tidak perlu mengangkat bambu runcing, golok, pedang, senjata api dsb untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Karena tidak ada lagi imperialis Belanda dan Jepang yang menjajah bangsa kita secara fisik. Kita, sebagai pewaris syah negeri ini kini tinggal mengisi kemerdekaan dengan membuat prestasi diberbagai sendi kehidupan, mempertahankan dengan cara yang lain.
Disi lain dalam sebuah realita bernama kehidupan berbangsa dan bernegara, fakta demi fakta membuktikan scara objektif bahwa sesungguhnya kita tidak sedang dalam kondisi merdeka secara penuh. Indonesia masih terjajah. Namun, bukan oleh meriam Belanda ataupun pesawat capung Jepang, tapi oleh imperialisme modern yang terlihat sangat halus namun sesungguhnya lebih kejam bernama kapitalisme (capitalism) asing, yang telah menurunkan serangan demi serangan kedalam berbagai bidang bukan hanya ekonomi, tapi juga perilaku politik, budaya, sosial hingga mainset (pola fikir) dan lifestyle. Termasuk internet yang kini sedang kita gunakan.
Apa kita bisa melawannya? Saya selalu sepakat dengan 2 ajaran atau filosofis berikut : 1) Pertahanan terbaik adalah menyerang. 2) Kita tidak bisa menyerang kapitalisme asing dengan berada hadap-hadapan dengannya, tapi kita harus masuk kedalamnya, menggegotinya dan lalu merampoknya, melakukan hal serupa seperti yang pernah dilakukan gerombolan kapitalis saat meruntuhkan Sosialisme Soviet dan bahkan Nazi Jerman.
Bagaimana cara mengimplementasikan dua filosofis diatas? Karena pada kesempatan ini saya adalah seorang blogger, maka saya hanya bisa membahas mengengenai blog dan interneters, mungkin untuk bidang dan peran di wilayah lain, teman-teman bisa selaraskan sendiri.
Fakta berikut setidaknya layak kita perhatikan dan bahkan renungi untuk kemudian kita evaluasi dan melakukan tindakan bersama, bahwa disamping kita (Indonesia) menjadi konsumen teknologi internet dengan status terjajah, diantaranya lewat produk sosial network bernama Facebook dan Twitter (Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak penduduknya menggunakan 2 layanan milik luar ini), fakta menarik harus diakui bahwa banyak para pejuang online diantaranya bernama blogger yang sudah sudah banyak berhasil menjajah balik keluar.
Banyak Interneters dan Blogger Indonesia yang sudah menyedot dollar ke Indonesia dengan bisnis onlinenya, lewat adsense, lewat paid review, paid per sale dsb. Bahkan ada juga yang bertindak sebagai eksportir baik dalam skala besar maupun secara individu yang ikut memasarkan produk Indonesia ke dunia internasional via online. Termasuk juga para pejuang seo yang menjajah Google dengan mendominasi halaman 1 Google.com dsb. Dan pencapaian-pencapaian lainnya, yang bagi saya itu sangat luar biasa dalam mengangkat nama Indonesia.
Sesederhana itukah? Ya, itu adalah contoh kecil dan memang terlihat sederhana. Tapi mari ‘bayangkan’ jika semua Blogger Indonesia dalam seminggu setiap blogger mampu membawa masuk 10 dollar ke Indonesia, tinggal kita kalikan dengan jumlah seluruh blogger Indonesia, yang saya pun tidak bisa menghitung jumlahnya yang banyak itu. Ini belum termasuk dengan teman-teman yang telah dan sedang merancang penemuan atau kreasi lainnya pada bidang blog ataupun IT secara umum. Dan akn luar biasa lagi jika ditambah dengan yang bergerak di Facebook, Forum Online Internasional, Twitter dan jejaring lainnya.
Melihat fakta diatas, di hari peringatan Kemerdekaan RI ke 65 ini, saya pribadi sebagai blogger pemula sangat bangga dan menaruh rasa hormat terhadap rekan-rekan yang sudah melakukan hal-hal posiitif diatas. Dan bagi yang belum, mari kita lakukan serta bawa harum Indonesia di level internasional salah satunya lewat dunia online!
Salam Satu Nusa Satu Bangsa!
Deni Andriana
Upacara HUT RI ke 66
Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI berlangsung khidmat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai inspektur upacara dalam upacara yang berlangsung di halaman Istana Merdeka.Dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini Ketua MPR Taufik Kiemas yang membacakanteks proklamasi dan pembacaan doa disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Sedangkan Komandan Upacara Kolonel Laut Yeheskiel Katiandagho. Sementara itu, pembawa baki bendera Sang Saka Mera Putih Muvida Pratiwi Fallugah (SMA Negeri ! Gorontalo), pembentang Bendera Merah Putih Angga Grilyan (SMA Negeri ! Tahuna, Sulawesi Utara) dan pengerek Bendera Merah Putih Hario Wibowo (SMA Negeri 1 Yogyakarta).
Dalam peringatan detik-detik Proklamasi ini hadir Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono bersama Herawati Boediono. Selain itu, hadir para pimpinan lembaga tinggi negara di antaranya, Ketua DPR Marzuki Alie termasuk seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersaty, para duta besar dari negara-negara sahabat.
Yang paling menakjubkan, hadirnya di angkasa konvoi pesawat sukhoi yang terbang begitu dekat dengan bumi, sehingga menyentakan para hadirin yang sedang mengikutinya peringatan detik-detik proklamasi.
Langganan:
Postingan (Atom)